Syech Muhammad Arsyad Al Banjari ( Datu Kalampayan )

Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dikenal sebagai ulama yang telah berhasil melukis warna sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam di Kalimantan khususnya dan wilayah Nusantara umumnya.

Dari hasil karyanya berupa tulisan-tulisan yang terekam didalam beberapa kitab karangannya serta usaha-usaha da’wah pendidikan dan pembangunan yang telah dilakukannya secara ikhlas dalam jangka waktu lebih kurang 50 tahun, berkembang Islam di Kalimantan dengan pesatnya. Dari hasil perjuangannya telah lahir sekian banyak tuan guru dan ulama yang menghidupkan dan menyebarkan Islam di Kalimantan khususnya di Kabupaten Banjar.

Sebagai sebuah daerah religius, tak heran bila Kabupaten Banjar yang dengan ibukotanya di Martapura, Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Ulama yang hidup tahun 1122-1227 Hijriah atau 1710 – 1812 Masehi merupakan salah satu obyek wisata religius yang sering dikunjungi wisatawan baik dalam dan luar negeri khususnya yang beragama Islam, dan sangat termasyhur dengan kitab Sabilal Muhtadin karangan beliau. Judul Kitab yang kini diabadikan menjadi nama Mesjid terbesar di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Kitab ini menjadi panduan bagi tak sedikit pengajian keagamaan di Asia Tenggara.

Ulama kelahiran Martapura, 13 Syafar 1122 Hijriah yang kenyang menggali ilmu keislaman di Makkah dan Madinah , pengaruhnya tak hanya tertanam pada masyarakat Kalimantan Selatan, akan tetapi juga sampai ke Pulau Jawa. Kedatangannya kembali dari menuntut ilmu selama lebih kurang 30 tahun di Makkah dan 5 tahun di Madinah disambut hangat masyarakat Batavia (sekarang Jakarta). Bahkan disana beliau sempat merubah kiblat beberapa mesjid karena menurut beliau tidak tepat. Konon dalam menunjukkan arah kiblat, kepada yang hadir beliau persilakan melihat dicelah-celah lobang tangan jubahnya saat beliau menunjuk arah yang benar, dari celah itu tampak jelas Baitullah, arah kiblat semua kaum Muslimin. Mesjid itu antara lain Mesjid Pakojan dan Mesjid Luar Batang Pasar Ikan Jakarta. Disamping mengajar, beliau juga membuka tanah perkebunan / pertanian di Kelampaian, tidak jauh dari desa Dalam Pagar. Beliau berkebun buah-buahan dan tanaman lainnya, hal ini diusahakan bersama dengan murid-muridnya. Tanah yang kosong, rendah dan digenangi air, dibuat sungai. Dengan galian sungai ini akhirnya tanah rendah itu dijadikan persawahan dan tanahnya cukup subur. Dewasa ini saluran sungai tadi dapat memperbaiki pengairan sawah masyarakat meliputi 8 buah desa di kecamatan Astambul dan sekitarnya.

Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang banyak memasukkan pengaruh ajaran Islam terhadap tata pemerintahan Kerajaan Banjar. Wafat tanggal 6 Syawal 1227 H atau sekitar 1812 M. Sesuai permintaannya beliau dimakamkan di Desa Kelampaian Tengah kecamatan Astambul, sekitar 15 km dari Kota Martapura.

Hingga sekarang Makam Ulama besar yang telah banyak mengajarkan ilmu Tauhid kepada masyarakat Banjar. Makamnya selalu ramai dikunjungi kaum Muslimin yang berziarah kesana. Untuk sampai ke makam ini tak terlalu sulit , dengan angkutan umum hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Martapura. Makam itu dilengkapi pula dengan perpustakaan yang menyediakan buku-buku, baik buku karangan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari maupun buku yang bercerita banyak tentang riwayat ulama besar ini.

Related posts

Makam Syekh Muhammad Afif (Datu Landak)

KH. M. Djazouly Seman

Makam Guru Sekumpul